Cara Murah Ala Backpacker Dari Denpasar ke Malang (Jalur Darat dan Laut) - Naik Kereta Api dan Bis
By Kantia - November 15, 2015
Halo semuaaa..
Akhirnya setelah melalui berbagai halang rintang, kini aku pun memutuskan untuk kembali menulis. Setelah kemarin kepanasan keringetan di Surabaya, akhirnya hembusan angin sepoi-sepoi dpinggir sungai Mulyosari membawaku ke Denpasar. Cuacanya tidak sedingin di Malang, tapi juga tidak sepanas di Surabaya.
Berhubung beberapa kali ada long weekend, mau nggak mau, aku juga ikutan pulang dong ke Malang. Nah, permasalahannya adalah, nggak mungkin harus terus-terusan ngandelin pesawat. Walhasil, aku mencari alternatif lain yaitu... Jalur darat!
Naik bis? Ah, terlalu mainstream. Berhubung setiap Senin-Jumat aku pulang jam 9 malam (hiks), maka naik bis bukanlah pilihan. Akhirnya, aku putuskan untuk naik kereta api. Bukan, bukan kereta api dari Bali tapi dari... Banyuwangi.
Caranya mudah saja, pemirsa!
A. Naik Bis, Lalu Lanjut Kereta Api dari Banyuwangi
1. Jam 21.00 WITA, langsung cuss ke terminal. Thanks to GO-JEK yang akhirnya mengadakan layanannya di Denpasar. Aku biasanya naik gojek dari kos-kosan di Jl. Kecubung ke Terminal Ubung, Denpasar. Masih dalam rangka promo nih, jadinya cuma bayar Rp 10.000 saja. Yeay!
2. Di Terminal Ubung, well, sama sih dengan kebanyakan terminal pada umumnya. Bakalan banyak calo-calo yang ngerubungin. Berjalan saja dengan confident ke sebelah pos polisi. Disitulah tempat kereta kelinci a.k.a The Mighty Odong-Odong parkir. Bilang ama supirnya, mau kemana. Kalo aku sih biasanya bayar Rp 40.000. Kalo lagi semangat akting, bisa deh dapet Rp 35.000. Ohya, kereta kelinci ini cuma bisa nganterin sampai Pelabuhan Gilimanuk aja, ya.
During the travel, rasakanlah sensasi AC alami yang sungguh sepoi-sepoi. Bener-bener bikin ngantuk, apalagi kecepatan kendaraan relatif konstan.
3. Sampai di Pelabuhan Gilimanuk, kira-kira jam 12-an malam, cari aja jalan masuk untuk pejalan kaki. Ntar bakalan ada loket untuk bayarnya, seharga Rp 6.000 atau Rp 8.000 (maaf lupa) saja. Setelah bayar, ikutin aja jalannya. Boleh juga tanya-tanya sama petugas pelabuhan, minta ditunjukkin kapal ferry yang tujuan Pelabuhan Ketapang biar nggak salah paham. Bakal runyam juga kalau tau-tau udah sampai di pulau entah berantah :(
4. Setelah terombang-ambing di atas Selat Bali, sampailah di Pelabuhan Ketapang, kira-kira jam 2 pagi. Masih sama, cari aja jalur khusus pejalan kaki untuk keluar. Sebrangi jalan, terus jalan kaki ke kanan. Ntar disebelah kiri jalan bakalan ada gapura berwarna biru maupun papan bertuliskan Stasiun Banyuwangi Baru,
5. Berhubung jadwal keberangkatan kereta adalah jam 5 pagi, yang artinya masih 3 jam lagi. Bolehlah santai-santai dulu di stasiun. Stasiunnya bagus, bersih banget dan ga ramai-ramai amat. Jadinya cozy. Yang paling aku suka disini adalah bisa lihat sunrise yang bagus banget! Harga tiket kereta Rp 65.000. Aku saranin supaya pesen tiketnya dulu di https://tiket.kereta-api.co.id/. Bayarnya bisa di Alfamart. Malahan sering dapet bonus snack atau yang lainnya.
6. Kereta yang tersedia adalah kereta ekonomi yang berarti kereta bakalan berhenti tiap ada stasiun-stasiun kecil. Jadi, ya, lumayan memakan waktu sih. Tapi kereta ekonomi sekarang udah enak, ada AC nya. Bersih juga, Perkiraan sampai di Malang jam 13.06.
Setelah ditotal, ternyata budget yang harus disiapin adalah Rp 123.000 sekali jalan. Murah, bukan?
B. Naik Bis Langsung Dari Terminal Ubung
Selain opsi naik bis, lanjut kereta, bisa juga lho naik bis langsung dari terminal Ubung di malam hari. Karena aku baru kelar kerja jam 9 malam, jadi sampai di Terminal Ubung kira-kira jam 9.30-an malam. Sesampainya disana, banyak calo yang menghampiri dan menanyakan tujuan kepergianku. Mereka pun akan mengarahkan ke bis dimaksud. Nah, sembari jalan menuju bis, cobalah tanyakan harga tiket. Karena kondisi di malam hari bisa dibilang high demand, mereka biasanya akan pasang tarif lumayan tinggi. Aku lupa pastinya berapa (kira-kira 150-200 ribu).
Kondisi bisnya sangat bervariasi, tapi mostly kondisi agak memprihatinkan yaitu full AC alami. Pernah sekali aku beruntung naik Damri yang bagus (dengan harga yang sama), tapi mereka cuma ada di jam-jam tertentu.
Beberapa kali naik bis, beberapa kali pula aku dengar beberapa kisah penumpang lain yang berasal dari NTB dan NTT. Mereka bahkan dikenakan tarif yang tidak masuk akal, lebih mahal 100-200 ribu daripada biasanya. Padahal, mereka berangkat bersama keluarga. Jadi, proses dealing dengan tukang tiketnya harus super hati-hati.
Untuk bis dari terminal ubung ke malang langsung (di malam hari) tidak ada, jadi nanti kamu bakalan dioper di Pasuruan. Nah, di Pasuruan nanti sudah banyak bis yang tersedia untuk menuju ke Malang. Tapi kamu tidak perlu bayar lagi, karena nanti sudah ada deal antara kernet bis sebelumnya dengan bis di Pasuruan.
Dislaimer:
Tulisan ini aku posting semata-mata karena melihat pengalamanku waktu masih kerja di Bali dulu, dimana setiap harinya aku pulang kerja jam 9 malam. Kalau kamu berangkat dari pagi-sore hari, tentu lebih banyak pilihan transportasi yang tersedia.
Akhirnya setelah melalui berbagai halang rintang, kini aku pun memutuskan untuk kembali menulis. Setelah kemarin kepanasan keringetan di Surabaya, akhirnya hembusan angin sepoi-sepoi dpinggir sungai Mulyosari membawaku ke Denpasar. Cuacanya tidak sedingin di Malang, tapi juga tidak sepanas di Surabaya.
Berhubung beberapa kali ada long weekend, mau nggak mau, aku juga ikutan pulang dong ke Malang. Nah, permasalahannya adalah, nggak mungkin harus terus-terusan ngandelin pesawat. Walhasil, aku mencari alternatif lain yaitu... Jalur darat!
Naik bis? Ah, terlalu mainstream. Berhubung setiap Senin-Jumat aku pulang jam 9 malam (hiks), maka naik bis bukanlah pilihan. Akhirnya, aku putuskan untuk naik kereta api. Bukan, bukan kereta api dari Bali tapi dari... Banyuwangi.
Caranya mudah saja, pemirsa!
A. Naik Bis, Lalu Lanjut Kereta Api dari Banyuwangi
1. Jam 21.00 WITA, langsung cuss ke terminal. Thanks to GO-JEK yang akhirnya mengadakan layanannya di Denpasar. Aku biasanya naik gojek dari kos-kosan di Jl. Kecubung ke Terminal Ubung, Denpasar. Masih dalam rangka promo nih, jadinya cuma bayar Rp 10.000 saja. Yeay!
2. Di Terminal Ubung, well, sama sih dengan kebanyakan terminal pada umumnya. Bakalan banyak calo-calo yang ngerubungin. Berjalan saja dengan confident ke sebelah pos polisi. Disitulah tempat kereta kelinci a.k.a The Mighty Odong-Odong parkir. Bilang ama supirnya, mau kemana. Kalo aku sih biasanya bayar Rp 40.000. Kalo lagi semangat akting, bisa deh dapet Rp 35.000. Ohya, kereta kelinci ini cuma bisa nganterin sampai Pelabuhan Gilimanuk aja, ya.
During the travel, rasakanlah sensasi AC alami yang sungguh sepoi-sepoi. Bener-bener bikin ngantuk, apalagi kecepatan kendaraan relatif konstan.
3. Sampai di Pelabuhan Gilimanuk, kira-kira jam 12-an malam, cari aja jalan masuk untuk pejalan kaki. Ntar bakalan ada loket untuk bayarnya, seharga Rp 6.000 atau Rp 8.000 (maaf lupa) saja. Setelah bayar, ikutin aja jalannya. Boleh juga tanya-tanya sama petugas pelabuhan, minta ditunjukkin kapal ferry yang tujuan Pelabuhan Ketapang biar nggak salah paham. Bakal runyam juga kalau tau-tau udah sampai di pulau entah berantah :(
4. Setelah terombang-ambing di atas Selat Bali, sampailah di Pelabuhan Ketapang, kira-kira jam 2 pagi. Masih sama, cari aja jalur khusus pejalan kaki untuk keluar. Sebrangi jalan, terus jalan kaki ke kanan. Ntar disebelah kiri jalan bakalan ada gapura berwarna biru maupun papan bertuliskan Stasiun Banyuwangi Baru,
5. Berhubung jadwal keberangkatan kereta adalah jam 5 pagi, yang artinya masih 3 jam lagi. Bolehlah santai-santai dulu di stasiun. Stasiunnya bagus, bersih banget dan ga ramai-ramai amat. Jadinya cozy. Yang paling aku suka disini adalah bisa lihat sunrise yang bagus banget! Harga tiket kereta Rp 65.000. Aku saranin supaya pesen tiketnya dulu di https://tiket.kereta-api.co.id/. Bayarnya bisa di Alfamart. Malahan sering dapet bonus snack atau yang lainnya.
6. Kereta yang tersedia adalah kereta ekonomi yang berarti kereta bakalan berhenti tiap ada stasiun-stasiun kecil. Jadi, ya, lumayan memakan waktu sih. Tapi kereta ekonomi sekarang udah enak, ada AC nya. Bersih juga, Perkiraan sampai di Malang jam 13.06.
Setelah ditotal, ternyata budget yang harus disiapin adalah Rp 123.000 sekali jalan. Murah, bukan?
B. Naik Bis Langsung Dari Terminal Ubung
Selain opsi naik bis, lanjut kereta, bisa juga lho naik bis langsung dari terminal Ubung di malam hari. Karena aku baru kelar kerja jam 9 malam, jadi sampai di Terminal Ubung kira-kira jam 9.30-an malam. Sesampainya disana, banyak calo yang menghampiri dan menanyakan tujuan kepergianku. Mereka pun akan mengarahkan ke bis dimaksud. Nah, sembari jalan menuju bis, cobalah tanyakan harga tiket. Karena kondisi di malam hari bisa dibilang high demand, mereka biasanya akan pasang tarif lumayan tinggi. Aku lupa pastinya berapa (kira-kira 150-200 ribu).
Kondisi bisnya sangat bervariasi, tapi mostly kondisi agak memprihatinkan yaitu full AC alami. Pernah sekali aku beruntung naik Damri yang bagus (dengan harga yang sama), tapi mereka cuma ada di jam-jam tertentu.
Beberapa kali naik bis, beberapa kali pula aku dengar beberapa kisah penumpang lain yang berasal dari NTB dan NTT. Mereka bahkan dikenakan tarif yang tidak masuk akal, lebih mahal 100-200 ribu daripada biasanya. Padahal, mereka berangkat bersama keluarga. Jadi, proses dealing dengan tukang tiketnya harus super hati-hati.
Untuk bis dari terminal ubung ke malang langsung (di malam hari) tidak ada, jadi nanti kamu bakalan dioper di Pasuruan. Nah, di Pasuruan nanti sudah banyak bis yang tersedia untuk menuju ke Malang. Tapi kamu tidak perlu bayar lagi, karena nanti sudah ada deal antara kernet bis sebelumnya dengan bis di Pasuruan.
Dislaimer:
Tulisan ini aku posting semata-mata karena melihat pengalamanku waktu masih kerja di Bali dulu, dimana setiap harinya aku pulang kerja jam 9 malam. Kalau kamu berangkat dari pagi-sore hari, tentu lebih banyak pilihan transportasi yang tersedia.