Pengalaman Backpacking Nonton Konser Foo Fighters di National Stadium Singapore (Part 2) - Selesai
By Kantia - November 06, 2017
Melanjutkan kisahku di postingan sebelumnya (BACA:Nonton Konser Foo Fighters - Part 1)
1. Jalan-jalan di Kawasan Bugis Haji Lane
Seperti yang sudah aku sampaikan sebelumnya, aku memang baru tahu kalau kawasan ini sangat bagus untuk foto ala-ala atau OOTD. Dengan bekal kamera poket punya emak, aku dan adikku pun mengabadikan momen-momen ketika kami berjalan-jalan di sekitar kawasan tersebut. Selain terdapat masjid, sore itu ada semacam pasar kaget dimana penjualnya menjajakan barang-barang yang berbau islami maupun arabic seperti hijab, henna, baju muslim, dan lain-lain.
Setelah puasjadi banci tampil berfoto-foto di sekitar kawasan tersebut, aku pun mulai memutar otak untuk mencari transportasi ke Orchard. Awalnya aku ingin mencari taksi, tapi ketika aku mencoba menghampiri beberapa armada yang kosong, mereka menolakku mentah-mentah ketika aku bilang aku ingin ke Orchard. Huft sedih. Akhirnya aku berjalan beberapa ratus meter atau bahkan beberapa kilometer ke Bugis Station untuk naik MRT. Lumayan melelahkan.
Bodohnya, aku memilih jalur yang salah dan malah berakhir di Chinatown. Tapi, aku tidak kehabisan akal. Setelah menyadari letak kesalahanku, aku bertahan di MRT tersebut dan turun di Bugis Station (lagi) dan lalu menaiki MRT yang berada di jalur yang semestinya.
Kami pun sampai di Orchard dan kerennya, begitu kami keluar dari MRT, maka akan langsung terhubung ke mall jadi tidak perlu bingung cari jalan kesana kemari.
2. Jalan-jalan di ION Orchard
Berhubung sudah tidak sabar untukbelanja window shopping di ION Orchard sekaligus untuk colek-colek make up di Sephora Singapore, aku dan adikku tidak sempat mengambil gambar sama sekali di sini. Mungkin karena sedang malam minggu, mall tersebut sangat padat diisi pengunjung. Aku sempat melihat-lihat sebentar ke beberapa toko yang juga ada di Indonesia semisal Pull and Bear, H&M, tapi modelnya sama saja sih dengan di Indonesia. Harganya bisa dibilang sedikit lebih murah. Misal ada satu tas yang di Singapore yang harganya SGD 24.99, di Indonesia harganya jadi IDR 249.900 (psstt SGD 1 itu kurang dari IDR 10.000).
Setelah iseng lihat ke toko-toko tersebut, akhirnya kami beranjak ke tempat yang ditunggu-tunggu. Ya, Sephora!
Dengan harga kosmetik yang bisa dibilang tidak murah, antrian di kasir sangat membludak. Meski begitu, disana sudah tersedia 4-5 kasir yang siap melayani pembayaran. Aku mengantri selama kurang lebih 15 menit.
Pelayanan oleh Beauty Consultant nya (I don't know what they call for this) sangat ramah. Aku bahkan ditawari untuk daftar member Sephora. Once they recognize my accent, mereka akan pakai bahasa Melayu LOL. Untuk barang-barang yang aku beli di Sephora Singapore, akan aku tulis di postingan yang berbeda.
Sebelum meninggalkan Sephora, aku pun tidak lupa semprot tester parfum yang harganya mahal-mahal. Biarpun tidak beli, yang penting tetap wangi #sikap.
3. Menonton Konser Foo Fighters (Akhirnya!)
Kami pun tiba di National Stadium Singapore. Sudah banyak sekali orang-orang yang datang dan bergegas ke venue. Semua penonton yang hendak memasuki arena, harus melewati pemeriksaan yang lumayan ketat. Misalnya, tidak boleh bawa minuman botol. Kalau ketahuan bawa, maka harus diminum sampai habis atau dibuang.
Cara untuk masuk ke dalam yaitu dengan membawa tiket yang sudah di print, lalu disentuhkan ke alat sensor barcode. Di tiap gate sudah ada petugas yang mengawasi.
Awalnya, kami sempat kebingungan dengan gate untuk standing tapi kemudian kami sampai juga. Lagi, karena sudah terlalu lelah/bingung/bersemangat, kami tidak sempat mengambil foto selfie di dalam venue.
Saat itu juga aku merasa menyesal memilih venue standing karena ternyata banyak penonton bule yang badannya bongsor dan tinggi-tinggi. Alhamdulillah aku masih bisa kelihatan dengan baik meskipun harus jinjit satu dua kali. Aku sangat prihatin dengan orang-orang yang tinggi badannya jauh di bawahku, sehingga sepanjang konser sepertinya mereka hanya bisa melihat Foo Fighters dari layar :(
Meskipun begitu, aku harus benar-benar kuat memegang kamera poket untuk memfoto maupun merekam penampilan Foo Fighters supaya bisa menghasilkan gambar yang prima. Asli, perjuangan lahir batin.
Malam itu, penampilan Foo Fighters luar biasa. Disitu aku berpikir bahwa mereka memang benar-benar entertainer sejati. Tidak hanya menyanyi dan memainkan alat musik, tapi Dave Grohl cs. juga punya sense of humor yang bagus.
Setlist yang dibawakan pun bagus-bagus dan hits semua. Sebagai penutup konser, mereka membawakan "The Best of You". Setelah mereka mengundurkan diri, semua orang pun bergegas keluar stadion namun semua kompak menggumamkan nada lagu tersebut bersama-sama. Sungguh sebuah kebersamaan dalam harmoni rock LOL.
Seusai konser, kami pun baru teringat bahwa harus membelikan kaos merchandise Foo Fighters titipan bapak. Setelah tanya mas-mas petugas ((MAS-MAS)), kami bergegas ke tempat dimaksud, dan ternyata antriannya super mengular. Salah kami sendiri tidak standby sejak sore, sehingga sudah banyak model kaos yang habis maupun ukurannya tidak tersedia. Untungnya adikku masih kebagian kaos, tapi bukan model yang kami inginkan. Tapi tidak apa-apa daripada tidak sama sekali. Sewaktu mengantri, ada sekumpulan orang yang masih menyanyikan nada The Best of You dan kami pun melihat Tyas Mirasih. Hm, okelah cukup tahu.
Di sekitar stadium ada beberapa vending machine untuk minuman, tapi antrinya pun tidak kalah mengular. Selain itu, minumannya mostly soda jadi tidak terlalu membantu menghilangkan haus yang sudah akut.
4. Pulang ke Hostel
Setelah mendapatkan kaos merchandise, kami pun memutuskan untuk duduk-duduk terlebih dahulu berhubung kaki terasa sangat amat pegal. Setelah terkumpul cukup energi, kami melanjutkan untuk mencari alat transportasi selanjutnya. Awalnya aku pikir bisa naik MRT saja, lalu turun di Bugis Station. Salah besar, aku kemalaman jadi kehabisan MRT. Selain itu, aku tidak punya pecahan uang kecil sehingga tidak bisa membeli tiket :(
Secara random aku pun mengikuti plang yang menunjukkan lokasi antri taksi. Aku sempat bingung karena hanya ada taksi yang mobilnya van dan tarifnya luar biasa mahal, kalau tidak salah SGD 50 sekali jalan. Aku pun dengansangat tidak sabar sabar menunggu taksi dengan tarif biasa-biasa saja. Karena sudah terbiasa rebutan naik tranportasi umum, aku pun melihat orang-orang dan lingkungan sekitar. Hasil observasiku saat itu:
a) Ada beberapa orang yang pesan taksi secara online
Entah kenapa, di tempat drop off taxi malam itu lebih banyak bule Kaukasia dan banyak juga yang mabuk. Jadi, aku pikir-pikir seribu kali untuk minta nebeng pesan taksi online hahaha.
b) Ada sedikit orang yang mengantri taksi dengan tarif biasa saja
Dari hasil pengamatanku, orang-orang ini berwajah Asia dan mereka terlihat sebagai saingan terberat untuk dapat taksi LOL.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya ada juga taksi biasa yang kosong tapi aku kalah cepat untuk mencegatnya. Dua orang berwajah Asia (satu mbak-mbak dan satu mas-mas) yang mendapatkannya terlebih dahulu, tapi aku tidak kehabisan akal. Aku pun menghampiri mereka.
"Can we join?"
"Where are you going?"
"Bugis"
"Can!"
Di dalam taksi, aku pun basa-basi dengan sedikit mengomel kenapa susah sekali cari taksi malam itu. Dengan penuh senyum dan ramahnya, si mbak menjawab bahwa setiap ada event di Singapura, pasti susah sekali mendapatkan taksi. Kami pun diturunkan pertama kali dan mereka melanjutkan perjalanan.
Karena merasa sangat lapar, kami pun makan terlebih dahulu ke depot makanan India-Lebanon yang 100% halal. It happened to be right across the hostel we stayed. Alhamdulillah tidak usah jalan jauh-jauh lagi.
Begitu datang, kami pun disambut oleh mas-mas Bollywood dan dihampiri oleh mbak-mbak Bollywood yang sangat cantik dan ramah meskipun kami terlihat seperti gelandangan dengan wajah kucel.
Menu makanannya sangat familiar karena mereka juga jual makanan Indonesia seperti nasi dan mie goreng. Kami pun pesan nasi goreng dengan harga SGD 2-3 (maaf lupa hehehe). Begitu dihidangkan, ternyata porsi yang disajikan sangat amat besar. Entah kenapa malam itu aku tidak terlalu bernafsu makan dan nasi goreng tidak terasa nikmat sama sekali. Tanpa malu dan ragu, aku pun meminta supaya makanannya dibungkus.
Sebelum ke kamar, aku menghampiri resepsionis hostel dan menanyakan ketersediaan taksi. Maklum, aku masih trauma dengan kejadian barusan. Mas-mas resepsionis pun mengatakan bahwa taksi tersedia 24 jam, dan dia akan bantu untuk memesan.
Dengan langkah super lunglai namun hati bahagia, kami pun berjalan ke kamar lalu tidur jam 1 malam yang artinya masih ada sisa 4 jam untuk tidur.
5. Pulang ke Surabaya, Indonesia
Pagi-pagi sekali, kami sudah bangun dan mandi. Jujur mataku terasa sangat amat berat, kepalaku pusing, dan badanku sakit semua (apalagi kaki!) tapi demi tidak tertinggal pesawat maka aku harus bangun. Kami pun check out di resepsionis dan seperti janjinya, mas resepsionis memesankan taksi. Dia bilang, pagi itu tarif sedang tinggi tapi tak masalah daripada tidak sampai ke bandara. Dengan ramah, dia pun mengucapkan terima kasih dan membukakan pintu.
Sesampainya di Changi Airport, kami pun berkeliling di sekitar bandara untuk membeli sedikit oleh-oleh. Terdapat beberapa toko yang menjual permen dan cokelat dengan promo diskon 30% jika belie 3 item ataupun beli 2 gratis 1. Aku sempat tergoda, tapi aku memutuskan untuk membeli satu buah coklat Cadburry rasa Oreo berukuran super jumbo. Belakangan aku menyesal hanya membeli satu karena ternyata rasanya enak banget, banget, banget.
Ohya, ada satu pengalaman ketika hendak menunggu di lounge untuk masuk ke pesawat. Karena waktu itu aku pakai sepatu boots, mereka mengharuskan aku melepasnya dan boots tersebut harus melewati X-Ray scanner. Dengan sangat berhati-hati aku melepaskan sepatu tersebut. Maklum, rasanya masih nyut-nyutan berhubung lecet parah di kedua tumit huhuhu.
Itulah pengalamanku ketika menonton konser Foo Fighters. I can't wait for other legendary rock bands' concerts here :D
1. Jalan-jalan di Kawasan Bugis Haji Lane
Seperti yang sudah aku sampaikan sebelumnya, aku memang baru tahu kalau kawasan ini sangat bagus untuk foto ala-ala atau OOTD. Dengan bekal kamera poket punya emak, aku dan adikku pun mengabadikan momen-momen ketika kami berjalan-jalan di sekitar kawasan tersebut. Selain terdapat masjid, sore itu ada semacam pasar kaget dimana penjualnya menjajakan barang-barang yang berbau islami maupun arabic seperti hijab, henna, baju muslim, dan lain-lain.
Setelah puas
Bodohnya, aku memilih jalur yang salah dan malah berakhir di Chinatown. Tapi, aku tidak kehabisan akal. Setelah menyadari letak kesalahanku, aku bertahan di MRT tersebut dan turun di Bugis Station (lagi) dan lalu menaiki MRT yang berada di jalur yang semestinya.
Kami pun sampai di Orchard dan kerennya, begitu kami keluar dari MRT, maka akan langsung terhubung ke mall jadi tidak perlu bingung cari jalan kesana kemari.
Crossing the street to go to Bugis Station |
Buildings around Bugis Station |
Mengabadikan peta MRT supaya tidak tersasar |
2. Jalan-jalan di ION Orchard
Berhubung sudah tidak sabar untuk
Setelah iseng lihat ke toko-toko tersebut, akhirnya kami beranjak ke tempat yang ditunggu-tunggu. Ya, Sephora!
Dengan harga kosmetik yang bisa dibilang tidak murah, antrian di kasir sangat membludak. Meski begitu, disana sudah tersedia 4-5 kasir yang siap melayani pembayaran. Aku mengantri selama kurang lebih 15 menit.
Pelayanan oleh Beauty Consultant nya (I don't know what they call for this) sangat ramah. Aku bahkan ditawari untuk daftar member Sephora. Once they recognize my accent, mereka akan pakai bahasa Melayu LOL. Untuk barang-barang yang aku beli di Sephora Singapore, akan aku tulis di postingan yang berbeda.
Sebelum meninggalkan Sephora, aku pun tidak lupa semprot tester parfum yang harganya mahal-mahal. Biarpun tidak beli, yang penting tetap wangi #sikap.
3. Menonton Konser Foo Fighters (Akhirnya!)
Kami pun tiba di National Stadium Singapore. Sudah banyak sekali orang-orang yang datang dan bergegas ke venue. Semua penonton yang hendak memasuki arena, harus melewati pemeriksaan yang lumayan ketat. Misalnya, tidak boleh bawa minuman botol. Kalau ketahuan bawa, maka harus diminum sampai habis atau dibuang.
Cara untuk masuk ke dalam yaitu dengan membawa tiket yang sudah di print, lalu disentuhkan ke alat sensor barcode. Di tiap gate sudah ada petugas yang mengawasi.
Awalnya, kami sempat kebingungan dengan gate untuk standing tapi kemudian kami sampai juga. Lagi, karena sudah terlalu lelah/bingung/bersemangat, kami tidak sempat mengambil foto selfie di dalam venue.
Saat itu juga aku merasa menyesal memilih venue standing karena ternyata banyak penonton bule yang badannya bongsor dan tinggi-tinggi. Alhamdulillah aku masih bisa kelihatan dengan baik meskipun harus jinjit satu dua kali. Aku sangat prihatin dengan orang-orang yang tinggi badannya jauh di bawahku, sehingga sepanjang konser sepertinya mereka hanya bisa melihat Foo Fighters dari layar :(
Meskipun begitu, aku harus benar-benar kuat memegang kamera poket untuk memfoto maupun merekam penampilan Foo Fighters supaya bisa menghasilkan gambar yang prima. Asli, perjuangan lahir batin.
Malam itu, penampilan Foo Fighters luar biasa. Disitu aku berpikir bahwa mereka memang benar-benar entertainer sejati. Tidak hanya menyanyi dan memainkan alat musik, tapi Dave Grohl cs. juga punya sense of humor yang bagus.
Setlist yang dibawakan pun bagus-bagus dan hits semua. Sebagai penutup konser, mereka membawakan "The Best of You". Setelah mereka mengundurkan diri, semua orang pun bergegas keluar stadion namun semua kompak menggumamkan nada lagu tersebut bersama-sama. Sungguh sebuah kebersamaan dalam harmoni rock LOL.
Seusai konser, kami pun baru teringat bahwa harus membelikan kaos merchandise Foo Fighters titipan bapak. Setelah tanya mas-mas petugas ((MAS-MAS)), kami bergegas ke tempat dimaksud, dan ternyata antriannya super mengular. Salah kami sendiri tidak standby sejak sore, sehingga sudah banyak model kaos yang habis maupun ukurannya tidak tersedia. Untungnya adikku masih kebagian kaos, tapi bukan model yang kami inginkan. Tapi tidak apa-apa daripada tidak sama sekali. Sewaktu mengantri, ada sekumpulan orang yang masih menyanyikan nada The Best of You dan kami pun melihat Tyas Mirasih. Hm, okelah cukup tahu.
Di sekitar stadium ada beberapa vending machine untuk minuman, tapi antrinya pun tidak kalah mengular. Selain itu, minumannya mostly soda jadi tidak terlalu membantu menghilangkan haus yang sudah akut.
Aftermath. Still trying to gather some energy to walk (again) |
4. Pulang ke Hostel
Setelah mendapatkan kaos merchandise, kami pun memutuskan untuk duduk-duduk terlebih dahulu berhubung kaki terasa sangat amat pegal. Setelah terkumpul cukup energi, kami melanjutkan untuk mencari alat transportasi selanjutnya. Awalnya aku pikir bisa naik MRT saja, lalu turun di Bugis Station. Salah besar, aku kemalaman jadi kehabisan MRT. Selain itu, aku tidak punya pecahan uang kecil sehingga tidak bisa membeli tiket :(
Secara random aku pun mengikuti plang yang menunjukkan lokasi antri taksi. Aku sempat bingung karena hanya ada taksi yang mobilnya van dan tarifnya luar biasa mahal, kalau tidak salah SGD 50 sekali jalan. Aku pun dengan
a) Ada beberapa orang yang pesan taksi secara online
Entah kenapa, di tempat drop off taxi malam itu lebih banyak bule Kaukasia dan banyak juga yang mabuk. Jadi, aku pikir-pikir seribu kali untuk minta nebeng pesan taksi online hahaha.
b) Ada sedikit orang yang mengantri taksi dengan tarif biasa saja
Dari hasil pengamatanku, orang-orang ini berwajah Asia dan mereka terlihat sebagai saingan terberat untuk dapat taksi LOL.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya ada juga taksi biasa yang kosong tapi aku kalah cepat untuk mencegatnya. Dua orang berwajah Asia (satu mbak-mbak dan satu mas-mas) yang mendapatkannya terlebih dahulu, tapi aku tidak kehabisan akal. Aku pun menghampiri mereka.
"Can we join?"
"Where are you going?"
"Bugis"
"Can!"
Di dalam taksi, aku pun basa-basi dengan sedikit mengomel kenapa susah sekali cari taksi malam itu. Dengan penuh senyum dan ramahnya, si mbak menjawab bahwa setiap ada event di Singapura, pasti susah sekali mendapatkan taksi. Kami pun diturunkan pertama kali dan mereka melanjutkan perjalanan.
Karena merasa sangat lapar, kami pun makan terlebih dahulu ke depot makanan India-Lebanon yang 100% halal. It happened to be right across the hostel we stayed. Alhamdulillah tidak usah jalan jauh-jauh lagi.
Begitu datang, kami pun disambut oleh mas-mas Bollywood dan dihampiri oleh mbak-mbak Bollywood yang sangat cantik dan ramah meskipun kami terlihat seperti gelandangan dengan wajah kucel.
Menu makanannya sangat familiar karena mereka juga jual makanan Indonesia seperti nasi dan mie goreng. Kami pun pesan nasi goreng dengan harga SGD 2-3 (maaf lupa hehehe). Begitu dihidangkan, ternyata porsi yang disajikan sangat amat besar. Entah kenapa malam itu aku tidak terlalu bernafsu makan dan nasi goreng tidak terasa nikmat sama sekali. Tanpa malu dan ragu, aku pun meminta supaya makanannya dibungkus.
Sebelum ke kamar, aku menghampiri resepsionis hostel dan menanyakan ketersediaan taksi. Maklum, aku masih trauma dengan kejadian barusan. Mas-mas resepsionis pun mengatakan bahwa taksi tersedia 24 jam, dan dia akan bantu untuk memesan.
Dengan langkah super lunglai namun hati bahagia, kami pun berjalan ke kamar lalu tidur jam 1 malam yang artinya masih ada sisa 4 jam untuk tidur.
5. Pulang ke Surabaya, Indonesia
Pagi-pagi sekali, kami sudah bangun dan mandi. Jujur mataku terasa sangat amat berat, kepalaku pusing, dan badanku sakit semua (apalagi kaki!) tapi demi tidak tertinggal pesawat maka aku harus bangun. Kami pun check out di resepsionis dan seperti janjinya, mas resepsionis memesankan taksi. Dia bilang, pagi itu tarif sedang tinggi tapi tak masalah daripada tidak sampai ke bandara. Dengan ramah, dia pun mengucapkan terima kasih dan membukakan pintu.
Sesampainya di Changi Airport, kami pun berkeliling di sekitar bandara untuk membeli sedikit oleh-oleh. Terdapat beberapa toko yang menjual permen dan cokelat dengan promo diskon 30% jika belie 3 item ataupun beli 2 gratis 1. Aku sempat tergoda, tapi aku memutuskan untuk membeli satu buah coklat Cadburry rasa Oreo berukuran super jumbo. Belakangan aku menyesal hanya membeli satu karena ternyata rasanya enak banget, banget, banget.
Ohya, ada satu pengalaman ketika hendak menunggu di lounge untuk masuk ke pesawat. Karena waktu itu aku pakai sepatu boots, mereka mengharuskan aku melepasnya dan boots tersebut harus melewati X-Ray scanner. Dengan sangat berhati-hati aku melepaskan sepatu tersebut. Maklum, rasanya masih nyut-nyutan berhubung lecet parah di kedua tumit huhuhu.
Itulah pengalamanku ketika menonton konser Foo Fighters. I can't wait for other legendary rock bands' concerts here :D
6 comments
hai Mba, mau tanya boleh yaa.. semoga dibales :)
ReplyDeleteKalo konser di national stadium itu nanti dikasih info jelas ttg gate standing/seated gitu gak sih? atau kita harus cari sendiri? trus rekomendasi waktu antri sebelum gate dibuka biasanya berapa jam sebelumnya?
Kalo udah di dalem venue gak boleh bawa minum? berarti misal masuk jam 5 sore sampe berakhir konser gak boleh minum sama skali?
maaf ya mba banyak tanya... thank you sebelumnya.
Iya ada petunjuknya, nanti kalo bingung ya bisa tanya sama petugasnya. Mereka sangat helpful kok. Antrinya ga terlalu panjang, soalnya petugasnya banyak dan gerak cepat.
DeleteKayanya kalo bawa botol minuman sendiri, boleh. Yang ga boleh itu bawa minuman botolan semacam aqua, dll gitu. Adapun di dalam venue ada booth makanan dan minuman juga, jadi tetep bisa minum sih. Mungkin supaya dagangan mereka laku (?)
Iya sama2. Hope it helps ya
Dari hotel ke venue naik apa? Dan bayar berapa? Aku juga mau nonton konser di situ, masih bingung antara mau nginep di hotel sekitar situ atau di kawasan lain. Tapi bingung takut gak ada transportasi
ReplyDeleteKebetulan ak brgkatnya dari ION Orchard, jadi aku naik taksi ke venue. Aku sih kemarin nginapnya di kawasan Bugis, bisa naik MRT atau public transport lain klo misal mau ke venue. Ikutin google map aja
Deleteterima kasih jawabannya. mbak lbh rekomen utk nginep di daerah situ atau di kawasan lain jg gpp? krn kalo dr artikelnya kayaknya agak sulit ya cari taksi. btw kelar konser jam brp mbak?
DeleteKlo ak sih lebih suka di kawasan Bugis ya, kembali ke preferensi masing2. Tapi sbnrnya klo punya ez link (e money nya singapore), bisa naik transport umum jdi ga usah cari taksi.
Delete