Hi everyone!
Berbekal ijasah sarjana yang masih hangat-hangatnya, aku pun mendaftar ke salah satu anak perusahaan Astra yaitu AGIT (Astra Graphia Information Technology) di tahun 2014. Waktu itu aku mendaftar lowongan untuk menjadi analis, karena menurutku sepertinya aku lebih jago dibidang itu daripada jadi programmer. Seperti biasa, aku mengetahui lowongan pekerjaan itu dari Website SAC ITS. Dua minggu setelah melakukan validasi, akhirnya ada pengumuman berupa sms dari SAC bahwa daftar peserta yang lolos seleksi administrasi sudah tersedia di website.
Hari H pun tiba, semua peserta yang lolos seleksi administrasi pun memasuki ruangan tes. Seperti biasa, ada tes potensi akademik, tes psikologis, dan lain sebagainya. Sebenarnya aku lupa berapa jarak waktu antara tes tertulis dengan wawancara. Yang jelas, aku pun lolos sampai ke tahapan wawancara.
Pada tahapan wawancara, jujur aku tidak menyiapkan diri maupun jawaban apapun. Begitu aku masuk, pihak HRD menanyakan pertanyaan yang menurutku standar untuk wawancara kerja, misal perkenalan diri, menceritakan tugas akhir seperti apa, kelebihan dan kekurangan diri. Tapi entah kenapa, mungkin karena aku juga tidak mengikuti tes dengan sepenuh hati, aku pun jadi menjawab pertanyaan beliau dengan ala kadarnya. Beliau pun menunjukkan ekspresi wajah bingung, dan sangat tidak positif. Wah, aku jadi semakin pesimis. Sesudah wawancara, akhirnya aku pun dipersilahkan keluar.
Di luar ruangan, aku sempat berbincang dengan teman-teman lain yang telah mengikuti wawancara. Hasilnya, pewawancara menyampaikan kepada mereka bahwa setelah ini mereka dipersilahkan untuk mengikuti sesi wawancara berikutnya yang artinya aku gagal karena aku tidak mendapat undangan seperti itu.
Salahku sendiri sih, sejak awal tidak mengikuti tes dengan sepenuh hati sementara ada beberapa temanku yang bersungguh-sungguh tapi ternyata tidak lolos ke tahap wawancara.
Melanjutkan sesi wawancara kedua, beberapa temanku ada yang dinyatakan lolos dan langsung mendapat tawaran untuk segera bekerja. Tapi ternyata kebanyakan dari mereka menolak karena menganggap bahwa remunerasinya kurang proporsional jika melihat biaya hidup di Jakarta. Well, itu semua pilihan sih. Buktinya ada juga teman-temanku yang akhirnya bekerja di AGIT sampai sekarang. Apapun pilihan kalian, semoga itu yang terbaik ya!
Berbekal ijasah sarjana yang masih hangat-hangatnya, aku pun mendaftar ke salah satu anak perusahaan Astra yaitu AGIT (Astra Graphia Information Technology) di tahun 2014. Waktu itu aku mendaftar lowongan untuk menjadi analis, karena menurutku sepertinya aku lebih jago dibidang itu daripada jadi programmer. Seperti biasa, aku mengetahui lowongan pekerjaan itu dari Website SAC ITS. Dua minggu setelah melakukan validasi, akhirnya ada pengumuman berupa sms dari SAC bahwa daftar peserta yang lolos seleksi administrasi sudah tersedia di website.
Hari H pun tiba, semua peserta yang lolos seleksi administrasi pun memasuki ruangan tes. Seperti biasa, ada tes potensi akademik, tes psikologis, dan lain sebagainya. Sebenarnya aku lupa berapa jarak waktu antara tes tertulis dengan wawancara. Yang jelas, aku pun lolos sampai ke tahapan wawancara.
Pada tahapan wawancara, jujur aku tidak menyiapkan diri maupun jawaban apapun. Begitu aku masuk, pihak HRD menanyakan pertanyaan yang menurutku standar untuk wawancara kerja, misal perkenalan diri, menceritakan tugas akhir seperti apa, kelebihan dan kekurangan diri. Tapi entah kenapa, mungkin karena aku juga tidak mengikuti tes dengan sepenuh hati, aku pun jadi menjawab pertanyaan beliau dengan ala kadarnya. Beliau pun menunjukkan ekspresi wajah bingung, dan sangat tidak positif. Wah, aku jadi semakin pesimis. Sesudah wawancara, akhirnya aku pun dipersilahkan keluar.
Di luar ruangan, aku sempat berbincang dengan teman-teman lain yang telah mengikuti wawancara. Hasilnya, pewawancara menyampaikan kepada mereka bahwa setelah ini mereka dipersilahkan untuk mengikuti sesi wawancara berikutnya yang artinya aku gagal karena aku tidak mendapat undangan seperti itu.
Salahku sendiri sih, sejak awal tidak mengikuti tes dengan sepenuh hati sementara ada beberapa temanku yang bersungguh-sungguh tapi ternyata tidak lolos ke tahap wawancara.
Melanjutkan sesi wawancara kedua, beberapa temanku ada yang dinyatakan lolos dan langsung mendapat tawaran untuk segera bekerja. Tapi ternyata kebanyakan dari mereka menolak karena menganggap bahwa remunerasinya kurang proporsional jika melihat biaya hidup di Jakarta. Well, itu semua pilihan sih. Buktinya ada juga teman-temanku yang akhirnya bekerja di AGIT sampai sekarang. Apapun pilihan kalian, semoga itu yang terbaik ya!
0 comments